Hubungan Kerja

Kenapa harus profesional? Kenapa tidak kekeluargaan saja? Karena pendekatan dan dampak dari tiap pilihan ini berbeda dan fatal jika salah penempatan. Contoh praktek:

Dalam dunia profesional, umumnya yang berprestasi yang diperhatikan karena berkontribusi banyak, adapun yang kurang diberi pelatihan sampai dengan pemutusan karena umumnya diukur dengan pendekatan pencapaian target maupun tujuan. Ada usaha, ada hasil ada imbalan maupun hukuman. Dan putusnya kerja sama dalam dunia profesional bukan berarti putusnya hubungan komunikasi. Yang terputus hanya ikatan sebagai tenaga kerja.

Jauh berbeda jika pendekatannya berdasarkan kekeluargaan, umumnya yang diberi perhatian lebih adalah anak yang “kurang beres” secara kasat mata karena yang dianggap baik sudah cukup sebagai penyejuk hati. Dalam pertalian darah juga tidak ada istilah putus maka pendekatannya adalah mempertahankan apa yang ada apapun kondisinya. Ada cobaan dan bagaimana menghadapinya.

Kembali kepada dunia kerja dan usaha, dituntut untuk selalu diberikan yang terbaik pada bidang dan industri, dan hal itu hanya bisa dilakukan jika diisi oleh orang-orang terbaik dan saling melengkapi antara yang terbaik. Karena dasarnya manusia akan berkumpul dengan sesama, komunikasi atau kerja sama yang buruk pasti akan terjadi jika tidak menemukan titik temu atau istilah lain sekufu pada bidangnya.

Perlu dicatat, terbaik bukan berarti terpintar, terajin atau ter ter ter lainnya namun adalah perpaduan beberapa faktor dalam melengkapi kerja sama tim untuk mencapai tujuan.

Adapun timbul “rasa” dekat karena bertemunya hampir setiap hari serta sebagai lumrah manusia itu hal yang wajar, namun dalam bersikap harus sadar dan jelas posisinya sebagai profesional atau sebagai hubungan antar manusia.